Monday, February 20, 2006

visit to freeport, around 25 feb 2005

Jum'atan di Tembagapura Papua
Catatan kecil perjalanan



Aku baru sadar kalo hari ini adalah hari terakhir di Tpra (istilah mereka untuk menyebut Tembagapura), setelah aku duduk di masjid ini. Sebuah masjid yang cukup luas dan rapi. Jumat – dan hari-hari lain – yang selalu gerimis bagi orang luar berarti air wudhu yang dingin. Karena air panas tertinggal di rumah-rumah, campoffice, dan portacamp.

Allahuakbar.. allahuakbar!
Surprise! yang menjadi muadzin si wajah Papua – seorang prajurit. Dan adzannya, Subhanallah , merdu sekali , seperti panggilan sayup dari sebuah pojok ruangan di syurga. (Ruangan syurga itu ada pemanas ruangan bila angin dingin dan deras hujan sepanjang hari, dan tiba-tiba menjadi AC plasmacluster ketika panas menggeliat dan meminta giliran.)

Khotibnya suaranya mantap, iftitahnya lancar.(Eh… sesekali…kutipan ayatnya keseleo karena hrs membaca naskah khutbah). Khutbahnya mengupas makna tahun baru hijriyah.

Begitulah.. tak terasa ini adalah hari terakhir di Tpra.
Setiap hari, setiap pagi … nafas segar terengah berjalan menaik. Ke salah satu bangunan di situ. Berpapasan dengan para ibu berambut pirang yg memanggul anaknya di pundak, dan orang-orang Jawa berkerudung. See, kita semua make money… di tempat yang jauh ini! Lalu sesekali aku melintas di depan orang lokal tersebut. Orang-orang di rumah sakit bilang bila beruntung, akan tercium bau yang cukup menyengat. : ) Anak-anak suku pedalaman mengitari ibunya. Aduh wajahmu lucu sekali nak. Lusuh pakaianmu.. Amole!


Sepanjang hari amat indah. (Apalagi bila ketenangan menjadi impianmu. Dan Jakarta yang pekat oleh polusi menjadi keniscayaan yang taktertolak)
Dari Flamboyan sini – dimana para visitor maupun pekerja tambang menginap dan biasa makan - pemandangan indah belaka. Sebuah lembah, dimana engkau menebak-nebak pada hari-hari pertama. Darimana matahari akan muncul? Alhasil kemalasan pun menghasilkan hari ketiga baru mengetahui secara pasti dimana kiblat shalat. (kenapa juga tidak bertanya!)

Kesibukan bertemu user, meeting dengan si manajer, conference-call dengan Singapore .. ..mengutak-atik server , meloncat-loncat dari halaman Query Analyser hingga senja melupakan aku untuk mengunjungi masjid. Heh… harusnya aku posting di milis ini sebelum berangkat…. Justru menjelang hari terakhir ini – alhamdulillah lewat jumatan -. Atau bahkan bila beruntung menemukan pengurus Muhammadiyah cabang Timika. :)

Sayang kesempatan menjumpai pengurus Muhammadiyahnya tidak kesampaian. Tapi senang di masjid yang indah dan luas itu, berjumpa dengan saudara seiman. TPRA .. Hidden Valey.. orang-orang Grassberg yang kebetulan turun dari lubang-lubang mineral atau open pit.
Hoiii… tiba-tiba puisinya Pak Taufiq Ismail – di halaman tengah Hidayatullah tahun 91-an -mendengung-dengung… masjid dimana engkau bersujud …dan air mata bercampur wudhu….. aku rindu… itu mihrabnya… langit-langitnya…

Aku meringis haru. Ingatanku menjadi mesin Google mencari Rabbku…

Tembagapura…Freeport
25 Februari 2005

Note:
- dari maklumat takmir, terdapat tanda-tanda masjid ini cukup makmur. Interiornya rapi, bersih, indah. Jum’atannya adzan satu kali. (Pikiran nakalku menggoda ini masjid NU apa Muhammadiyah ya!) ketika shalat …ada aba-aba meluruskan barisannya. Rapi dan rapat.

No comments: